Istilah konsep dalam Kamus Ilmiah Populer berarti ide umum; pengertian;
pemikiran; rancangan; rencana dasar. Dalam Islam sendiri, konsep
pacaran tidak dikenal. Tetapi, bukan berarti Islam acuh tak acuh dan
phobia terhadap istilah pacaran. Banyak literatur yang membahas secara
detail kedudukan pacaran dalam islam. Yang paling terkenal adalah
konsep taaruf atau proses perkenalan antara calon suami dengan calon
istri sebelum melangsungkan akad nikah. Meskipun taaruf tidak sama
dengan istilah pacaran secara umum, namun konsep ini mampu menjadi
representasi bahwa Islam turut andil dalam mengatur hubungan antara
laki-laki dan perempuan yang bukan mahram.
Adab bergaul dalam Islam telah diatur sedemikian rupa sehingga bagi
insan yang mampu dan mau berpikir, tidak akan terjerumus dalam nafsu
birahi yang mendorong terjadinya perzinaan. Bukankah Allah SWT secara
jelas memperingatkan manusia yang sedang mabuk cinta dengan firman-Nya
: “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah
suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk”( QS 17:32)?
Fenomena yang terjadi dikalangan remaja saat ini sudah jauh
meninggalkan konsep taaruf. Dengan mengatas namakan cinta, tidak
sedikit orang yang terbius dalam pergaulan tanpa batas. Cipika-cipiki
(cium pipi kanan, cium pipi kiri) sudah diklaim sebagai hal yang wajar
dalam hubungan lawan jenis. Remaja yang tidak melakukan aktivitas ini
dalam masa pacaran dianggap kuno dan katrok (meminjam istilah Thukul
Arwana). Jika hal ini berlanjut, setan yang terus menguntit dengan
leluasa memainkan jurus-jurus mautnya untuk menyesatkan anak adam ke
lembah neraka. Hari ini pegang tangan, besok cium pipi, kemudian cium
bibir dan cium yang lain-lain. Apakah ini yang namanya cinta? Sungguh
naif bagi mereka yang mengartikan cinta sedangkal itu. Cinta yang
seyogyanya mampu menuntun kepada bahtera kebahagiaan, justru dibelokkan
arah menuju lorong penyesalan. Kenikmatan semu sesaat terlalu murah
untuk digadaikan dengan hakikat kelezatan cinta yang bersifat abadi.
Setan pun tertawa karena berhasil membalas dendam sejarah dan sukses
menjalankan misinya. Di sisi lain, manusia yang menjadi korban cinta
fatamorgana ini akan menghabiskan masa hidupnya dengan rasa bersalah
dan penyesalan yang tak berujung. Secara fisik memang tak terlihat,
namun dalam ruang batin dan psikis, luka ini tak akan sembuh seiring
dengan berakhirnya waktu.
Diantara adab bergaul yang sesuai dengan nilai-nilai keislaman yaitu:
• Menjaga mata dari hal-hal yang mampu membangkitkan nafsu syahwat.
Sebagaimana firman Allah, ”katakanlah kepada laki-laki yang beriman,
agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, yang
demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh Allah maha mengetahui apa
yang mereka perbuat”. (QS. An-Nur : 30).
• Menjaga tangan dari segala perbuatan yang mampu membangkitkan nafsu
syahwat. Banyak hadis yang menjelaskan bagaimana Rasulullah
memperingatkan kaumnya tentang hal ini. Rasulullah SAW bersabda:
“Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi, (itu) masih
lebih baik daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya”.(HR.
Thabrani dengan sanad hasan).
Karena itu, pergeseran paradigma pacaran dikalangan remaja dewasa ini
perlu diluruskan oleh semua pihak. Bukan hanya tugas remaja saja,
melainkan dipengaruhi juga oleh faktor lain seperti lingkungan, teman,
keluarga, sekolah dan media massa. Ingatlah! Allah tidak akan merubah
nasib manusia ketika manusia itu sendiri tidak merubahnya.
Jumat, 22 Oktober 2010
pacaran dalam islam
06.13
kurniawan
0 komentar:
Posting Komentar