Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan
listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang
dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum
dikenal misalnya udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua
ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif
akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat
yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu
lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutup negatif dan
sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup positif,
karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan
elektrik ini "tersimpan" selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung
kakinya. Di alam bebas, phenomena kapasitor ini terjadi pada saat
terkumpulnya muatan-muatan positif dan negatif di awan.
Gambar 1 : prinsip dasar kapasitor
Kapasitansi
Kapasitansi
didefenisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat
menampung muatan elektron. Coulombs pada abad 18 menghitung bahwa 1
coulomb = 6.25 x 1018 elektron. Kemudian Michael Faraday membuat
postulat bahwa sebuah kapasitor akan memiliki kapasitansi sebesar 1
farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat muatan elektron sebanyak 1
coulombs. Dengan rumus dapat ditulis :
Q = CV
…………….(1)
Q = muatan elektron dalam C
(coulombs)
C = nilai kapasitansi dalam F (farads)
V = besar tegangan dalam V (volt)
Dalam praktek pembuatan kapasitor, kapasitansi dihitung
dengan mengetahui luas area plat metal (A), jarak (t) antara kedua plat
metal (tebal dielektrik) dan konstanta (k) bahan dielektrik. Dengan
rumusan dapat ditulis sebagai berikut :
C = (8.85
x 10-12) (k A/t) ...(2)
Berikut adalah tabel
contoh konstanta (k) dari beberapa bahan dielektrik yang disederhanakan.
Tabel-1 : Konstanta dielektrik bahan kapasitor
Tabel
konstanta dielektrik bahan kapasitor
Untuk
rangkain elektronik praktis, satuan farads adalah sangat besar sekali.
Umumnya kapasitor yang ada di pasar memiliki satuan uF (10-6 F), nF
(10-9 F) dan pF (10-12 F). Konversi satuan penting diketahui untuk
memudahkan membaca besaran sebuah kapasitor. Misalnya 0.047uF dapat juga
dibaca sebagai 47nF, atau contoh lain 0.1nF sama dengan 100pF.
Tipe Kapasitor
Kapasitor
terdiri dari beberapa tipe, tergantung dari bahan dielektriknya. Untuk
lebih sederhana dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu kapasitor
electrostatic, electrolytic dan electrochemical.
Kapasitor Electrostatic
Kapasitor
electrostatic adalah kelompok kapasitor yang dibuat dengan bahan
dielektrik dari keramik, film dan mika. Keramik dan mika adalah bahan
yang popular serta murah untuk membuat kapasitor yang kapasitansinya
kecil. Tersedia dari besaran pF sampai beberapa uF, yang biasanya untuk
aplikasi rangkaian yang berkenaan dengan frekuensi tinggi. Termasuk
kelompok bahan dielektrik film adalah bahan-bahan material seperti
polyester (polyethylene terephthalate atau dikenal dengan sebutan
mylar), polystyrene, polyprophylene, polycarbonate, metalized paper dan
lainnya.
Mylar, MKM, MKT adalah beberapa contoh
sebutan merek dagang untuk kapasitor dengan bahan-bahan dielektrik film.
Umumnya kapasitor kelompok ini adalah non-polar.
Kapasitor
Electrolytic
Kelompok kapasitor electrolytic
terdiri dari kapasitor-kapasitor yang bahan dielektriknya adalah lapisan
metal-oksida. Umumnya kapasitor yang termasuk kelompok ini adalah
kapasitor polar dengan tanda + dan - di badannya. Mengapa kapasitor ini
dapat memiliki polaritas, adalah karena proses pembuatannya menggunakan
elektrolisa sehingga terbentuk kutup positif anoda dan kutup negatif
katoda.
Telah lama diketahui beberapa metal
seperti tantalum, aluminium, magnesium, titanium, niobium, zirconium dan
seng (zinc) permukaannya dapat dioksidasi sehingga membentuk lapisan
metal-oksida (oxide film). Lapisan oksidasi ini terbentuk melalui
proses elektrolisa, seperti pada proses penyepuhan emas. Elektroda metal
yang dicelup kedalam larutan electrolit (sodium borate) lalu diberi
tegangan positif (anoda) dan larutan electrolit diberi tegangan negatif
(katoda). Oksigen pada larutan electrolyte terlepas dan mengoksidai
permukaan plat metal. Contohnya, jika digunakan Aluminium, maka akan
terbentuk lapisan Aluminium-oksida (Al2O3) pada permukaannya.
Gambar-2 : Prinsip kapasitor Elco
Dengan demikian berturut-turut plat metal (anoda),
lapisan-metal-oksida dan electrolyte(katoda) membentuk kapasitor. Dalam
hal ini lapisan-metal-oksida sebagai dielektrik. Dari rumus (2)
diketahui besar kapasitansi berbanding terbalik dengan tebal dielektrik.
Lapisan metal-oksida ini sangat tipis, sehingga dengan demikian dapat
dibuat kapasitor yang kapasitansinya cukup besar.
Karena
alasan ekonomis dan praktis, umumnya bahan metal yang banyak digunakan
adalah aluminium dan tantalum. Bahan yang paling banyak dan murah
adalah Aluminium. Untuk mendapatkan permukaan yang luas, bahan plat
Aluminium ini biasanya digulung radial. Sehingga dengan cara itu dapat
diperoleh kapasitor yang kapasitansinya besar. Sebagai contoh 100uF,
470uF, 4700uF dan lain-lain, yang sering juga disebut kapasitor elco.
Bahan electrolyte pada kapasitor Tantalum ada yang
cair tetapi ada juga yang padat. Disebut electrolyte padat, tetapi
sebenarnya bukan larutan electrolit yang menjadi elektroda negatif-nya,
melainkan bahan lain yaitu manganese-dioksida. Dengan demikian kapasitor
jenis ini bisa memiliki kapasitansi yang besar namun menjadi lebih
ramping dan mungil. Selain itu karena seluruhnya padat, maka waktu
kerjanya (lifetime) menjadi lebih tahan lama. Kapasitor tipe ini juga
memiliki arus bocor yang sangat kecil Jadi dapat dipahami mengapa
kapasitor Tantalum menjadi relatif mahal.
Kapasitor
Electrochemical
Satu jenis kapasitor
lain adalah kapasitor electrochemical. Termasuk kapasitor jenis ini
adalah batere dan accu. Pada kenyataanya batere dan accu adalah
kapasitor yang sangat baik, karena memiliki kapasitansi yang besar dan
arus bocor (leakage current) yang sangat kecil. Tipe kapasitor jenis ini
juga masih dalam pengembangan untuk mendapatkan kapasitansi yang besar
namun kecil dan ringan, misalnya untuk applikasi mobil elektrik dan
telepon selular.
Membaca Kapasitansi
Pada kapasitor yang berukuran besar, nilai kapasitansi
umumnya ditulis dengan angka yang jelas. Lengkap dengan nilai tegangan
maksimum dan polaritasnya. Misalnya pada kapasitor elco dengan jelas
tertulis kapasitansinya sebesar 22uF/25v.
Kapasitor
yang ukuran fisiknya mungil dan kecil biasanya hanya bertuliskan 2
(dua) atau 3 (tiga) angka saja. Jika hanya ada dua angka satuannya
adalah pF (pico farads). Sebagai contoh, kapasitor yang bertuliskan dua
angka 47, maka kapasitansi kapasitor tersebut adalah 47 pF.
Jika ada 3 digit, angka pertama dan kedua menunjukkan
nilai nominal, sedangkan angka ke-3 adalah faktor pengali. Faktor
pengali sesuai dengan angka nominalnya, berturut-turut 1 = 10, 2 = 100, 3
= 1.000, 4 = 10.000 dan seterusnya. Misalnya pada kapasitor keramik
tertulis 104, maka kapasitansinya adalah 10 x 10.000 = 100.000pF atau =
100nF. Contoh lain misalnya tertulis 222, artinya kapasitansi kapasitor
tersebut adalah 22 x 100 = 2200 pF = 2.2 nF.
Selain
dari kapasitansi ada beberapa karakteristik penting lainnya yang perlu
diperhatikan. Biasanya spesifikasi karakteristik ini disajikan oleh
pabrik pembuat didalam datasheet. Berikut ini adalah beberapa
spesifikasi penting tersebut.
Tegangan
Kerja (working voltage)
Tegangan
kerja adalah tegangan maksimum yang diijinkan sehingga kapasitor masih
dapat bekerja dengan baik. Para elektro- mania barangkali pernah
mengalami kapasitor yang meledak karena kelebihan tegangan. Misalnya
kapasitor 10uF 25V, maka tegangan yang bisa diberikan tidak boleh
melebihi 25 volt dc. Umumnya kapasitor-kapasitor polar bekerja pada
tegangan DC dan kapasitor non-polar bekerja pada tegangan AC.
Temperatur Kerja
Kapasitor masih memenuhi spesifikasinya jika bekerja
pada suhu yang sesuai. Pabrikan pembuat kapasitor umumnya membuat
kapasitor yang mengacu pada standar popular. Ada 4 standar popular yang
biasanya tertera di badan kapasitor seperti C0G (ultra stable), X7R
(stable) serta Z5U dan Y5V (general purpose). Secara lengkap kode-kode
tersebut disajikan pada table berikut.
Tabel-2
: Kode karakteristik kapasitor kelas I
Tabel-3 : Kode
karakteristik kapasitor kelas II dan III
Toleransi
Seperti
komponen lainnya, besar kapasitansi nominal ada toleransinya. Tabel
diatas menyajikan nilai toleransi dengan kode-kode angka atau huruf
tertentu. Dengan table di atas pemakai dapat dengan mudah mengetahui
toleransi kapasitor yang biasanya tertera menyertai nilai nominal
kapasitor. Misalnya jika tertulis 104 X7R, maka kapasitasinya adalah
100nF dengan toleransi +/-15%. Sekaligus dikethaui juga bahwa suhu
kerja yang direkomendasikan adalah antara -55Co sampai +125Co (lihat
tabel kode karakteristik)
Insulation
Resistance (IR)
Walaupun bahan
dielektrik merupakan bahan yang non-konduktor, namun tetap saja ada arus
yang dapat melewatinya. Artinya, bahan dielektrik juga memiliki
resistansi. walaupun nilainya sangat besar sekali. Phenomena ini
dinamakan arus bocor DCL (DC Leakage Current) dan resistansi dielektrik
ini dinamakan Insulation Resistance (IR). Untuk menjelaskan ini, berikut
adalah model rangkaian kapasitor.
Gambar-3 : Model rangkaian
kapasitor
C = Capacitance
ESR = Equivalent Series Resistance
L = Inductance
IR = Insulation
Resistance
Jika tidak diberi beban, semestinya
kapasitor dapat menyimpan muatan selama-lamanya. Namun dari model di
atas, diketahui ada resitansi dielektrik IR(Insulation Resistance) yang
paralel terhadap kapasitor. Insulation resistance (IR) ini sangat besar
(MOhm). Konsekuensinya tentu saja arus bocor (DCL) sangat kecil (uA).
Untuk mendapatkan kapasitansi yang besar diperlukan permukaan elektroda
yang luas, tetapi ini akan menyebabkan resistansi dielektrik makin
kecil. Karena besar IR selalu berbanding terbalik dengan kapasitansi
(C), karakteristik resistansi dielektrik ini biasa juga disajikan dengan
besaran RC (IR x C) yang satuannya ohm-farads atau megaohm-micro
farads.
Dissipation Factor (DF) dan
Impedansi (Z)
Dissipation Factor adalah
besar persentasi rugi-rugi (losses) kapasitansi jika kapasitor bekerja
pada aplikasi frekuensi. Besaran ini menjadi faktor yang diperhitungkan
misalnya pada aplikasi motor phasa, rangkaian ballast, tuner dan
lain-lain. Dari model rangkaian kapasitor digambarkan adanya resistansi
seri (ESR) dan induktansi (L). Pabrik pembuat biasanya meyertakan data
DF dalam persen. Rugi-rugi (losses) itu didefenisikan sebagai ESR yang
besarnya adalah persentasi dari impedansi kapasitor Xc. Secara matematis
di tulis sebagai berikut :
Gambar-4 : Faktor dissipasi
Dari penjelasan di atas dapat dihitung besar total
impedansi (Z total) kapasitor adalah :
Gambar-5
: Impendansi Z
Karakteristik respons
frekuensi sangat perlu diperhitungkan terutama jika kapasitor bekerja
pada frekuensi tinggi. Untuk perhitungan respons frekuensi dikenal juga
satuan faktor qualitas Q (quality factor) yang tak lain sama dengan
1/DF.
--end--
0 komentar:
Posting Komentar